Wednesday, January 17

Tentang kesalahan dan indahnya pertemuan.





Siang hari, 15 januari 2018. Pertama kali aku menginjakkan kaki di Lapas Lowokwaru kota Malang. Aku disana tidak untuk ditahan karena kesalahan mengagumimu terlalu dalam. Tapi untuk mengunjungi salah satu adik jalanan yang dulunya adalah binaan komunitas yang sangat aku banggakan. Perasaan risau dan tidak nyaman adalah hal pertama yang aku rasakan, apalagi dengan sikap dari para petugas lapas yang sedikit banyak terkesan kasar dan mudah tersulut emosinya. Namun dengan sadar aku memakluminya karena jika tidak seperti itu akan banyak narapidana yang kabur karena terlalu lembeknya petugas.

Aku disana bersama dengan ibunya, dan tiga pengurus komunitas peduli anak jalanan dikota malang. Suasana riuh dan haru tergambar jelas diruang besuk tahanan, tentang penyesalan seorang anak pada ibu yang dituangkan dengan eratnya pelukan dan derasnya tangisan. Tentang kesetiaan pasangan yang terlukis indah dalam indahnya senyuman. Ribuan canda tersampaikan, ribuan rindu tersalurkan. Dari pengalaman hari itu aku tau bahwa kebahagiaan bukan semata tentang pencapaian, kesetiaan bukan semata karena rajinya kabar disampaikan. Kebahagiaan yang kulihat hadir setelah terjadi kesalahan, kesetiaan ada karena tulus nya cinta diungkapkan.

Hanya mengucap syukur yang aku lakukan. Bukan karena tidak menjadi narapidana, tapi karena dapat melihat kebahagiaan dalam sebuah kesulitan. Terlebih adik yang kami kunjungi sudah dapat menerima kenyataan dan sudah mampu mengumbar serobek senyuman. Dengan penuh antusias ia ceritakan berbagai kejadian yang ada didalam tahanan, berbagai kegiatan yang ia lakukan didalam tahanan. dan kurasa sekian cerita yang dapat kusampaikan pada tulisan kali ini, semoga setiap kejadian dapat menjadikan kalian menjadi pribadi yang lebih baik. Salam~

0 komentar:

Post a Comment